Sunday, December 7, 2025
spot_img
HomeWisataReligiMasjid Tua bersejarah di Kedungmacan, Desa Sambongdukuh berdiri era Bupati 1 Jombang

Masjid Tua bersejarah di Kedungmacan, Desa Sambongdukuh berdiri era Bupati 1 Jombang

Warsanusantara.com – Masjid tua Kedungmacan, Desa Sambongdukuh, Kabupaten Jombang, menyimpan sejarah panjang. Berdiri tahun 1912 era Bupati Jombang I, Kanjeng sepuh RAA. Soeroadingnirat.

Masjid Kedungmacan, awalnya hanya bangunan mushola sederhana yang dibuat Kiai Ali Muntaha. Beliau adalah sosok kiai Alim dan linuwih seorang mursyid thoriqoh, yang memiliki hubungan dekat dengan sang bupati sejak berdirinya kabupaten. Sebagian cerita menyebutkan Kiai Muntaha adalah salah satu penasehat spiritual Bupati.

Peralihan mushola, resmi menjadi Masjid setelah menerima surat izin pengesahan dari kanjeng sepuh Bagus Badrun yang tertuang dalam Manuskrip tulisan tangan dari Kanjeng Sepuh sendiri berstempel pemerintah Jombang.

Cerita berawal dari suatu ketika Kanjeng Sepuh Jombang kehilangan istri yang dicintainya Raden Ayu Maimunah. Sang Bupati meminta bantuan Kiai Muntaha yang dikenal beliau sebagai seorang yang alim dan linuwih. Atas permintaan itu Kiai Muntaha menyanggupi untuk membantu menemukan Raden ayu, namun beliau meminta waktu tiga hari untuk bisa menemukan istri sang Bupati.

Foto Kanjeng Sepuh Bagus Badrun atau RAA. Soerodiningrat V bersama istri raden Ayu Maimunah. (dok. sejarah Pemkab Jombang)

Setelah diriadhoi dan ditirakati oleh sang kiai, istri Kanjeng Sepuh dapat ditemukan. Sebagai ungkapan rasa terimakasihnya Kanjeng sepuh yang memiliki nama asli Raden Bagus badrun menyanggupi apapun yang menjadi permintaan sang Kiai.

Bupati menawarkan jabatan dan harta atau uang. Namun, Kiai Muntaha menolak tawaran itu dan hanya meminta surat izin untuk mengalih fungsikan Mushola menjadi Masjid agar bisa digunakan untuk melaksanakan sholat jum’at.

Pada saat itu pendirian Masjid dilarang oleh Belanda karena dikhawatirkan menjadi tempat konsolidasi pribumi untuk berontak. Atas permintaan tersebut sang Bupati yang terkenal disegani pemerintah belanda ini, menjadi penjamin kalau Masjid Kedungmacan aman dan akhirnya belanda tidak melarang.

Manuskrip yang berisi izin itu diterbitkan pada tanggal 1 Desember 1913 dan bukti manuskrip masih tersimpan baik dirumah Kiai Muhammad Ibrahim cucu Kiai Muntaha. Sebagai penanda alih fungsi Mushola menjadi Masjid Kiai Muntaha membangun Bancek, jam matahari sebagai penunjuk waktu sholat didepan halaman masjid yang masih ada hingga saat ini.

Baca Juga:  Makam Sayyid Sulaiman selalu ramai peziarah 24 jam non-stop

Kiai Muhammad Ibrahim selaku cucu dari Kiai Muntaha menunjukkan manuskrip asli dengan cap stempel pemerintah yang ditanda tangani Bupati RAA. Soerodiningrat. “ini manuskrip asli sebagai bukti pengakuan dari pemerintah untuk izin menjadi masjid yang bisa digunakan untuk salat Jumat, saat itu pada tahun 1913 bukti ini ditanda tangani Bupati pertama Jombang, R A A Soeroadingnirat sendiri,” ucapnya.

Masjid Kedungmacan terkenal di Jombang karena khotbah jum’atnya pendek hanya dibaca arabnya saja itu kenapa jamahnya membludak, bahkan Budayawan sujiwo tejo diketahui pernah ikut jum’atan di masjid ini saat berkunjung ke Jombang. “Budayawan Sujiwo Tejo saat di acara ILC itu juga pernah bilang jika pernah Jumatan di Jombang dan khutbahnya itu lebih pendek dari salatnya.” Jelas Kyai Ibrahim.

Sepengetahuan Ibrahim, sejak dulu ibadah salat Jumat yang dikenal paling singkat di Jombang yaitu di Masjid Kedungmacan. Ibadah tersebut sudah berlangsung sejak kakek Ibrahim dan kakeknya telah berpesan agar tetap dipertahankan dan tidak diperbolehkan untuk dirubah.

Di Masjid ini pun dari dulu hingga saat ini untuk menandakan waktunya salat hanya dengan menabuh bedug. Yang merupakan pesan dan wasiat dari kakek Ibrahim agar tidak menggunakan pengeras suara seperti sound ataupun speaker.

“Ya peninggalan dari kakek saya gitu, tidak boleh dirubah, tidak boleh pasang pengeras, ya tidak boleh narik sumbangan atau kotak amal. Jadi, kalau ada renovasi masjid kita tidak pernah sama sekali narik ke orang-orang. Kalau ada yang bantu itu inisiatif mereka untuk memberikan, saya tidak pernah narik ke mereka,” pungkasnya.(*)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments