Warsanusantara.com – Makam Buyut Sona terletak di Dusun Grobokan, Desa Karangpakis, Kecamatan Kabuh, Jombang terletak diareal yang dulu menjadi kawasan galian C, lokasinya sekarang terlihat menjulang tinggi menandakan aktifitas penambagnan telah berlangsung lama sehingga jika dilihat dari areal makam seolah menjelma menjadi lembah yang indah.
Makam Buyut Sona kini menjadi tempat wisata religi yang banyak didatangi pengunjung dan tercantum dalam salah satu destinasi wisata religi dinas pariwisata kabupaten Jombang. peziarah dari luar kota tidak perlu kawatir untuk mencari titik koordinat lokasi makam disamping banyak papan penunjuk arah disepanjang jalan propinsi juga lokasi makam bisa di google maps dengan mudah dan presisi.
Untuk menuju lokasi makam pengunjung harus berjalan menaiki anak tangga , saat tiba diatas kita akan disuguhi pemandangan yang eksotis, areal makam bersih tertata bergaya klasik, ornament ukiran kayu menambah kesan kemegahan. Bangunan masjidnya memiliki konsep Joglo Jawa dengan material kayu jati yang kokoh dan memiliki kesan mewah
Diareal luar makam kita bisa melihat hamparan lahan persawahan, hutan dengan tanaman yang menghijau semakin membuat kita betah berlama-lama menikmati kesejukan pemandangan alam sekitar makam.
Sugeng Liyadi atau akrab disapa Mbah Sugeng, salah satu tokoh desa mengakui jika dulu masyarakat setempat menganggap tempat ini angker “wingit” karena lokasinya berbukit dan tanaman hutan masih lebat, jarang sekali ada yang berani mendatangi.
“Dulu kondisinya masih penuh dengan hutan. Lokasi makam sendiri berada di lokasi tertinggi. Belum lagi diselimuti pohon rimbun, nuansanya dulu mendukung untuk dikatakan angker atau wingit dan akhirnya menjadi tempat yang dikeramatkan warga,” jelasnya.
Namun, Sugeng mengatakan, terlepas dari mitos keangkeran makam, Sugeng mengaku jika pembangunan di lokasi makam masif dilakukan untuk menghidupkan wisata religi.
“Ini saya bangun sedemikian rupa tahun 2017 semata-mata untuk memperbaiki makam leluhur. Menghormati pendahulu kita. Apalagi konon katanya Mbah Buyut Sona merupakan tokoh penyebar agama yang sangat berjasa dimasanya serta sempat bermukim di Kabuh,” ujarnya.

Menurut Sugeng, Mbah Buyut Sona diyakini dari beberapa nara sumber yang memiliki kepekaan mata batin dikatakan masih bagain dari keturunan waliyullah dan masih memiliki hubungan erat dengan syech Maulana Malik Ibrahim Sunan Gresik.
Selain makam Mbah Buyut Sona, dilokasi tersebut juga 7 makam lainya. Salah satu yang dikenal tokoh yang mbabat alas karangpakis yang bernama Mbah Joyo.
“Di sini memang ada delapan makam, satu yang bawah itu makam Mbah Joyo yang mbabat alas hingga jadi desa karangpakis sekarang. Kemudian yang paling atas merupakan Makam Mbah Buyut Sona bersama istrinya bernama Nyi Ayu,” jelas Sugeng.
Dari cerita yang beredar di masyarakat, sosok Mbah Joyo merupakan orang sakti yang berhasil menaklukkan keangkeran hutan kabuh kala itu dan hidup menetap dengan bercocok tanam. Mbah Joyo memiliki adik bernama Nyi Ayu yang kemudian dinikahi Mbah Buyut Sona. Sisanya, 6 makam lain konon abdi dalem Mbah Joyo.
“Dari cerita orang-orang terdahulu, Mbah Joyo adalah orang yang pertama kali menempati tempat ini. Kemudian ia kedatangan Mbah Buyut Sona yang konon katanya berasal dari Kerajaan Champa yang kemudian menikah dengan adiknya yagn bernama Nyi Ayu,” ungkapnya.
Menurut Suyono sang Juru Kunci makam, nama Mbah Buyut Sona sendiri dikisahkan memiliki nama asli Sonan. Namun karena masyarakat sekitar dulunya mayoritas penduduknya adalah orang Madura yang sekarang menjadi penduduk mayoritas di desa matoan manduro sehingga pelafalannya berubah menjadi Sona. “Dari kisah yang pernah kita dengar dengan seluk beluk namanya berasal dari hal tersebut,” jelasnya suyono.
Terlepas dari semua cerita itu, makam Mbah Buyut Sona kini mulai menjadi jujugan masyarakat dari berbagai kota yang ingin melakukan wisata religi, pengunjung banyak memadati makam pada malam jum’at. Tokoh setempat melarang masyarakat melakukan tindakan diluar ketentuan semestinya yang bisa mengarah ke perbuatan musyrikan. (*)

