Sunday, July 27, 2025
spot_img
HomeJombangTernyata bukan di Bully senior, tapi terjerat hutang 45 ribu buat beli...

Ternyata bukan di Bully senior, tapi terjerat hutang 45 ribu buat beli layangan, Santri Kabur dari Pondok Sumobito

Jombang – Kabar petugas damkar menemukan tiga santri yang lari dari pondok Pesantren Al Mubarok Sumobito yang awalnya diberitakan korban Bullying ternyata pergi dari pondok karena ketakutan ditagih teman sekolahnya karena punya hutang 45 ribu. Uang dari hutang itu digunakan salah satu santri untuk membeli layangan.

Pihak Pondok pesantren setelah mendapati viralnya berita langsung memberikan klarifikasi, sekaligus menyangkal ketiga santri adalah korban bullying dari seniornya.

Ketua pengurus pondok, Sulton Haikal (20) membenarkan, bahwa ketiga santri yang ditenangkan petugas Pos Damkar Mojoagung, inisial AFD (12) dan AH (10), asal Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang, serta MK (12), asal Sooko, Kabupaten Mojokerto  adalah benar santri di pesantren mereka. Menurut sulton Ketiganya merupakan santri yang kini duduk di bangku sekolah dasar (SD). Selain mondok ketiganya bersekolah di SD diluar yayasan pondok.

Dengan tegas Sulton membantah kaburnya ketiga santri akibat di bully seniornya. “jadi apa yag diceritakan anak-anak kepada petugas Damkar dan sempat viral itu tidak benar, mereka tidak pernah mengalami bullying di pondok, tapi yang menjadi alasan ketiganya pergi meninggalkan pondok semata-mata karena sebab salah satu santri terjerat hutang sebesar Rp. 45.000 kapada teman sekolahnya di SD untuk beli layangan,” ujar Sulton, Rabu (23/7/2025) malam.

Menurut Sulton, salah satu santri yang berhutang berniat pulang kerumah orang tuanya untuk minta uang karena takut terus ditagih temannya, saat itu dia mengajak serta dua temannya yang lain, itu tanpa sepengetahuan pengurus pondok dan keamanan pondok. Sampai akhirnya ditemukan petugas Damkar Mojoagung.

Kini ketiga santri telah kembali ke Pondok pesantren dan beraktivitas sebagaimana santri lainnya. Adapun masalah utang dari salah satu santri kepada teman sekolahnya, sudah dilunasi pengurus pondok. Lebih lanjut Sulton menegaskan bahwa dipondok pesantrennya tidak pernah terjadi tindakan bullying karena ada petugas keamanan yang selalu mengantisipasi tindakan kekerasan di pondok. “Kami yakin di pondok kami nggak ada kasus bullying. Pondok kami sangat mengantisipasi adanya tindakan bullying,” kata dia.

Baca Juga:  Bupati Warsubi berharap Pager Ijo bisa berkonstribusi kongkrit demi kemajuan Jombang

Sebelumnya diberitakan, 3 orang santri dari salah satu pesantren di Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang, ditemukan petugas Damkar di RTH Mojoagung setelah kabur dari pondok pesantren. Mereka adalah AFD (12), AH (10), dan MK (12).

Awalnya Petugas Damkar Pos Mojoagung, Reza Maulana mengungkapkan, ketiga santri tersebut meninggalkan pesantren dengan naik becak, lalu berhenti di taman RTH Mojoagung, pada Selasa (22/7/2025) pagi. Dirinya dan teman-teman anggota mendapatkan informasi dari warga pukul 11.00 WIB, kemudian bergerak menuju lokasi. Saat ditemui ketiganya sedang duduk seperti ketakutan dan ingin menghindar, selanjutnya petugas melakukan pendekatan dan berhasil mengajaknya menuju pos Mojoagung.

menurut pengakuannya ketiganya pergi dari pondok mau pulang ke rumah masing-masing. Karena mengaku tidak tahan di-bully seniornya. tidak mau terjadi apa-apa pada ketiganya, petugas Damkar kemudian menghubungi pihak pondok untuk menjemput santrinya agar kembali ke pesantren.

Terpisah, Kapolsek Sumobito AKP Bagus Tejo Purnomo membenarkan 3 santri kabur itu berasal dari Ponpes Al Mubarok Sumobito. Pihaknya juga sudah menggali keterangan dari pihak pesantren. Menurut informasi yang didapat, ketiga santri ini kabur karena ditagih utang sebesar Rp 45 ribu oleh temannya. Karena itu, ia nekat pulang untuk meminta uang ke orang tuanya

“Dia itu pulang tanpa izin karena ditagih utang sama temannya di sekolah sebesar Rp 45 ribu yang digunakan untuk beli layang-layang. Jadi, dia pulang untuk minta uang ke orang tuanya, udah itu saja,” terangnya.

Bagus, belum bisa memastikan terkait bullying yang dialami oleh ketiga santri tersebut. Hanya saja, ia memastikan tidak ada kekerasan fisik yang dialami ketiga santri ini. Saat ini, ketiga santri sudah kembali ke pesantren. “Kalau soal bully saya belum bisa kasih keterangan. Kalau soal kekerasan, saya lihat kemarin tidak ada tuh yang cedera. Nanti saya ke pondok lagi untuk memastikan,” Pungkasnya. (*)

Baca Juga:  Warga berhasil menggagalkan aksi kriminalitas Gang ‘Tahan Dobrak’ yang hendak balas dendam kepada Gang salvador di Diwek Jombang
RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments