Warsanusantara.com – Anak tukang batu lolos Perguruan tinggi bergengsi dengan beasiswa penuh lewat jalur SNBP (Seleksi Nasional Berbasis Prestasi) tahun 2025, melalui program dari pemerintah KIPK.
Hikmah Islamiyah (18), putri dari bapak Muhammad Rofiq, 52 tahun, ibunya sudah meninggal dunia sejak Hikmah berusia 13 tahun. untuk menopang kehidupan sehari-hari sang ayah bekerja sebagai tukang batu dengan penghasilan pas-pasan.
Hikmah sapaan akrabnya, berhasil diterima di ITB Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian dengan beasiswa penuh. ini merupakan pilihan satu-satunya, yang diputuskannya saat pendaftaran.“Saya hanya milih satu pilihan, ya FITB ini,” terangnya singkat.
“Alasan hanya memilih satu prodi saja, karena saya berasal dari sekolah lingkungan belajar yang baik, dan punya reputasi baik pula. Keyakinan yang kuat bisa lolos, karena saya punya niat kuat untuk mengangkat derajat keluarga,” ungkapnya.
Walaupun ia besar dalam kondisi yatim dan berasal dari keluarga kurang mampu namun semangatnya untuk meraih mimpi sangat besar. Sejak kecil, Hikmah terbiasa hidup mandiri dan selalu berusaha mencapai prestasi akademik terbaik di sekolahnya.
“Bapak saya bekerja sebagai tukang bangunan, sementara Ibu sudah meninggal, sejak saya baru masuk SMP,” ujar perempuan yang sekarang berusia 18 tahun itu.
Perjalanan Hikmah untuk diterima di ITB tidaklah mudah. Ayahnya sempat ragu dan hampir tidak mengizinkannya kuliah di Bandung karena khawatir dengan biaya hidup yang tinggi, apalagi di Bandung.
“ ayah sempat melarang saya melanjutkan untuk kuliah di Bandung karena merasa tidak mampu membiayai kuliah saya. Namun setelah saya beritahu bahwa saya lolos dengan beasiswa penuh selama kuliah, ayah baru merasa lega dan memberi restunya,” ungkapnya.

Kepala SMA Negeri 1 Sidoarjo, Dr. Eko Redjo Sunariyanto, S.Pd., M.Pd., mengungkapkan kebanggaan atas prestasi siswa-siswi didiknya termasuk kepada Hikmah yang dikenal santun dan berprestasi. Dimata Eko Hikmah adalah sosok yang punya semangat belajar tinggi ditengah keterbatasan ekonomi keluarganya, dia bisa menunjukkan prestasi belajar yang baik.
“Kami sangat bersyukur. Kami bangga atas prestasi anak-anak. Semoga Hikma menjadi inspirasi bagi siswa lainnya. Kondisi ekonomi yang terbatas tidak seharusnya menyurutkan siswa untuk tetap bercita-cita tinggi. Dengan niat dan keyakinan yang kuat, pasti ada jalan,” doa Pak Eko sapaan akrabnya. (*)