Jombang – Namanya Isnaini Roro Amiati (18) biasa dipanggil Isna, putri bapak Senadi dan ibu Asmiati, ayahnya seorang buruh tani dan ibunya mengurus rumah tangga. Mereka sekeluarga hidup sederhana di Desa Manunggal, Kecamatan Ngusikan, Kabupaten Jombang.
Isnaini dengan santun mengungkapkan bahwa dirinya berasal dari keluarga sangat sederhana dan hidup pas-pasan. ’’Keluarga saya sangat sederhana, ayah saya buruh tani, ibu saya ibu rumah tangga biasa,’’ cerita isna mantan ketua osis SMKN Kabuh
Dengan mata berkaca-kaca ia melanjutkan cerita tentang perjuangan ayahnya untuk dapat membiayai sekolahnya.’’Ayah saya hanya seorang buruh tani, untuk membiayai sekolah saya dan adik-adik, ayah harus kerja setiap hari tanpa ada hari libur,’’ ungkapnya penuh haru.
Pesan ayahnya selalu dia ingat dan pegang teguh, agar belajar dengan sungguh-sungguh dan tidak perlu memikirkan kondisi ayahnya, sebagai bentuk ungkapan terima kasih atas perjuangan orang tua yang telah mengupayakan pendidikan terbaik.
’’Ayah selalu berpesan, meski kita di dunia tidak memiliki apa-apa dalam artian materi yang lebih, ayah hanya mampu memberikan pendidikan yang layak, berharap ilmu yang saya dapatkan dapat bermanfaat,’’ jelasnya dengan suara bergetar.
Di rumah, Isna juga mengisi waktunya menjadi tutor bimbingan belajar (Bimbel) bagi anak-anak SD hingga SMP di sekitar rumahnya.
’’Tidak banyak hanya satu sampai dua anak saja, awal tahun ini sudah tidak lagi karena saya fokus untuk belajar di kelas akhir,’’ ungkap remaja kelahiran 19 Juli 2006 tersebut.
Ia bercita-cita ingin menjadi Dosen, sehingga harapannya nanti bisa melanjutkan pendidikan hingga jenjang tertinggi.
Pada penerimaan mahasiswa baru perguruan tinggi negeri (PTN) 2025 jalur seleksi nasional berdasarkan prestasi (SNBP), ia mendapatkan golden ticket dari Unair Surabaya.
Berkat prestasi yang pernah diperoleh baik akademik maupun non akademik saat menjadi siswa SMKN Kabuh. Bahkan berbagai prestasi itu sebenarnya sudah dia torehkan sejak masih SD.
Saat SMP, ia aktif di pramuka, sebagai Patami Dewan Penggalang 2020/2021. Pernah masuk final Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) tingkat kabupaten
Saat SMK, berbagai kompetisi, baik di tingkat kabupaten maupun tingkat nasional dia ikuti. Prestasinya semakin terasah, bahkan akhirnya terpilih menjadi ketua OSIS SMKN Kabuh periode 2023-2024.
Tahun 2023, Di tingkat kabupaten, ia pernah menjadi finalis lomba kreativitas dan inovasi masyarakat (Krenova). Ditahun yang sama juga berhasil mendapatkan medali perunggu dalam National Innovation Project di ITS
Di akhir masa sekolahnya, Ia masuk peringkat dua siswa terbaik satu angkatan. Serta peringkat satu pada jurusan analisis pengujian laboratorium SMKN Kabuh.
’’Pemeringkatan itu setelah pengumuman eligible, jadi saya peringkat dua eligible satu angkatan, dan peringkat satu di jurusan APL (Analisis Pengujian Laboratorium),’’ jelasnya.
Sederet prestasi itulah yang jadi bekal Isna untuk mendaftar pada jalur SNBP. Pilihan pertamanya jurusan Kimia di Unair.
Pilihan kedua jurusan Kimia di Universitas Brawijaya. Beruntung, Unair memberikan apresiasi berupa golden ticket atas prestasi yang dicantumkan Isna dalam pendaftaran. Unair merupakan kampus impian Isna sejak SMP.
’’Saya diterima pada pilihan pertama, untuk dapat golden ticket bisa menyertakan prestasi pendukung sebagai bahan pertimbangan, maksimal tiga prestasi,’’ ungkapnya.
Dia memilih jurusan kimia karena menyukainya. Dia sudah mempelajarinya sejak di bangku SMK. ’’Sejak SMK sudah belajar kimia, ke depan juga ingin melanjutkan belajar kimia dan cita-citanya menjadi dosen Kimia,’’ katanya.
Sibuk berorganisasi namun tetap mampu mempertahankan prestasi akademik, tentu dilakukan Isna dengan penuh perjuangan. Ia mampu membagi waktu dengan baik antara kegiatan organisasi dan belajar. Hingga akhirnya berbuah Golden Ticket UNAIR .(jeje)